Reading
![]() |
gaya tanduk iblis ala Chimenk. |
Pada pertemuan kerja dengan rekan-rekan Universitas
Brawijaya. Berlanjut kepercakapan menarik dari seorang kawan. Orang menyapa Ia
dengan sebutan ‘Chimenk’ dari arti
ganja. Perawakan kurus tapi lincah. Lumayan energik seumurannya mungkin bawaan
lahir, atau karena doping ganja. Cekatan
dan tanggap dalam bekerja, mahir mengemudi mobil dan juga Juara motor-kros waktu sekolah menengah. Dari
sekilas kesan itu, saya tak pernah ragu kalau Ia orang yang ramah juga supel. Saya sering menjumpainya membawa kaleng
minuman cap bintang buatan Amerika. Katanya untuk obat mabuk perjalanan.
Ia bercerita pengalaman menarik saat di bangku sekolah
menengah. Berganti sekolah 11 kali, mungkin hoby
atau frustasi, Saya sendiri sampai ngeri. Saya tak mengerti apa yang
dilakukannya sampai 11 sekolah Ia jelajahi. Tapi yang Saya tahu Ia friendly. Ia menarik dan juga pencerita
terbaik sebagai rekan kerja. Seandainya Ia tahu ajang stasiun Tv dengan acara stand up comedy, mungkin Ia jadi favorit
pilihan pemirsa.
Mungkin Ia sanguinis yang berjiwa anarkis.
Ia sempat OD (over
dosis) saat berumur 23. Mengigau dengan kabut dan juga bertemu Kakek-neneknya,
syukurlah Tuhan masih sayang padanya. Tapi saat Ia sadar, Ia cuma ingat rokok Dji
Sam Soe buatan Madura. Menjadi traveller umur 18 tahun, pergi ke Bali pulang
dengan tato sayap malaikat di punggungnya. Umi (Ibu)-nya pingsan karena tak
sengaja melihat seni tato yang Ia bawa pulang. Anak ragil dari tujuh bersaudara, keturunan Kyai dan juga penggiat masjid. Dari logat bicaranya sepertinya Ia
pernah khatam Al-Qur’an. Entah angin
apa yang membawa Ia jadi titisan setan. Haha
peace Menk!
Tiga ruas rusuk kiri yang pernah patah, turut serta trisep kiri yang hampir hancur. Pernah Ia
lakoni sebagai satria penunggang motor gila. Ladang belakang rumah Bude-nya sering
jadi pelampiasan hasrat bermain motor-kros,
sampai nyangsang di sela-sela pohon
Jati saat Ia tak kuasa ingin jadi satria terbang bersama motor kesayangannya. Sadis
benar hidupnya (dulu).
Namanya baru benar beken
saat Ia bekerja. Chimenk baru
menemukan rumahnya di sini. Bersama kami, Ia tularkan semangat kerja dan juga
pengalaman hidup. “Memang dulu saya begitu, tapi sekarang jangan kamu ditiru”.
![]() |
jaket hijau (depan) Chimenk, and the-genk. |
Sempat ke Lembah Baliem. Tanpa diragukan kemampuannya. Namun
Ia gundah saat rokok Dji Sam Soe satu
gros miliknya, dicuri oleh porter
pribumi Papua. Ia menyusuri Baliem, seramah suku Fak-Fak. Sepertinya Ia cocok
tinggal di sana. Sempat tidur bersama Babi karena obsesi nikahi putri kepala
suku. Tapi berujung foto bersama putri pribumi dengan upeti 250ribu karena Ia tak tahu, kalau foto
bersama disana kena struk-resi. Mungkin Ia bati
(untung), karena sang-mata tak lepas dari Mama yang bertelanjang dada. Tapi sedikit
gusar saat berpelukan dengan Bapa ber-koteka sampai menutupi muka. Haha
Saya memang tak seakrap dengannya, tapi ada sisi dimana kita
bisa tertawa lepas setelah kerja selesai. Beradu kopi, atau sekedar berbagi
rokok. Menertawai apa yang aneh, mungkin imaji kita bertemu sebagai manusIa
aneh dilorong yang sama. Ia sudah menemukan titik balik kehidupan, tapi masih
bersyarat sebelum Ia menemukan seorang istri yang setIa mendampinginya sampai
tua. Ia masih seperti ini. Sempat Ia dijodohkan dengan putri seorang Kyai teman Abah-nya. Tapi Ia ragu, entah
apa yang Ia ragukan?.
Tak sabar menunggu Kamis, kita bertemu lagi Menk, bekerja dan tertawa bersama. Berceritalah
banyak padaku, supaya Saya yang bodoh ini mengerti, bagaimana hidup dari
melihat, mendengar, dan menghargai. I'll see you later :)