Reading
![]() |
buku haram |
Jumat sore yang indah, berlatarkan hijau dedaunan menyerupai
hutan evergreen di taman nasional baluran. Sinar matahari di sekitar pukul
empat sore menerobos disela-sela kanopi daun pandan. Dengan bingkai jendela tua
yang berbahan mahoni berbalut warna coklat kekuningan dan debu disana-sininya. Sore
itu tenang, namun sedikit gerah di penghujung sore menjemput petang.
Berbatas kata.
Bunga sepatu mulai memerah, setelah beberapa hari lalu
hijau, dan memekar. Akhir-akhir ini memang menyengat, dan gerah. Tapi tak lepas
dari secangkir kopi dan beberapa batang kretek nomor satu Indonesia. Ku sentuh
kopiku, kemudian ku hisap rokokku. Jumat sore yang indah.
Berbatas rasa.
Lama tak kudengar kabarmu kawan, kawan wanitaku, yang dulu
manja. Yang sempat berbaring lemas diranjang. Jumat sore yang indah. Sekarang kau
angkuh dengan racunmu, mungkin kau senang dan lagi nyaman. Jumat sore yang
indah kuteguk lagi kopiku dan hisapan lebih dalam. Buuuhh..
Berbatas waktu.
Dulu kau puja, kini kau hina apakah itu takdir mantan? Jumat
sore yang indah. Kopiku hampir usai, kretekku hampir pendek, ah dasar kau
wanita tokek!
Berbatas benci.
Sempat di penghujung sore aku bertanya, mengapa kau
bersedih? Kau jawab, tak ada. Berulang seperti itu. Jumat sore yang indah. Salut
aku denganmu, kau tanamkan sayang, sampai ku merasa benci. Tipis sekali qolbun
ini menyimpan antara sayang dan benci.
Tetap, sore ini sangat indah.
Berasal dari kata nyaman, kata aneh dari belahan mana? Yang membuat
perhatian tertinggi adalah putus untuk membuatmu nyaman. Nyaman tai kucing,
saat semua berbeda. Itu hidup-hidupmu, tapi tak kau sadari pengaruhmu su.. kau
bawa aku simpati sampai empati. Kau hanyutkan layaknya karam. kita memang haram!
Jumat sore selalu indah.