Reading
Add Comment
![]() |
baluran and you |
Memori
Baluran beberapa tahun lalu berputar-putar di kepala saya saat memilah beberapa
foto kegiatan kampus. Kala itu Taman Nasional Baluran secara perdana menggelar
kegiatan lomba pengamat burung yang
diberi nama, “1st Annual Baluran Britama Birding Competition”. Acara yang mempertemukan
para pengamat burung nasional dan ada juga loh beberapa peserta dari negara
tetangga, dan negara-negara lain yang datang berpartisipasi. Acara yang kami rasa
cukup meriah ini tak serta-merta mudah kami lampaui, dengan beberapa kisah
perjalanan dan beberapa persiapan untuk berjumpa baluran beserta isinya dan
juga bertemu rekan-rekan pengamat burung merupakan pengalaman tersendiri buat
kami, terutama pengamat burung yang baru tau kalau buku karangan Mackinnon itu
gak dijual di toko buku biasa. Hehe
![]() |
peserta mancanegara |
Kalau saya
tidak salah melihat di folder foto, disana tertulis tahun 2010 di bulan Juli. Ya,
saat itu saya dan rekan-rekan kelompok studi burung, yang diberi nama “Peksia”
oleh nenek-moyang angkatan kami. Kalau orang jawa bilang, lagi ‘ngidam’ banget ikutan acara semacam ini.
Sedikit dan sangat banyak terhipnotis dengan kalimat-perkalimat yang mas Swiss
Winansis bilang di blognya, buat kami kepincut gak ketulungan untuk mengencani Baluran
diacara tersebut. Bermodalkan persiapan nekat, yang mungkin terpengaruh kondisi
alam di Surabaya. Penting ada ‘nekat’
dan ‘bondo’-pun menyertainya, haha. Persiapan logistik dan materi kami
persiapkan dengan keterbatasan saat itu, menjelang ujian akhir semester dan
beberapa tugas macam jurnal ilmiah dan laporan praktikum.
Singkat
cerita, kami berangkat kunjungan ke Baluran dengan gerombolan bocah yang
berjumlah 12 orang. Kami mengirim 4 tim, di 1 tim dengan 3 orang. Menuju terminal
Bungurasih-Purabaya ‘nebeng’ teman
sana-sini dengan imbalan permen lolipop.
Sedikit panik dengan kondisi kami yang berjumlah 12 orang berangkat dengan
barang yang hampir memenuhi bagasi bis jurusan Surabaya-Situbondo itu. Dengan sabar
untuk memilih bus yang sedikit sepi penumpang, kami bisa mengatur dan leluasa
duduk sesuai posisi nyaman sebelum nantinya bus akan melaju dan menaik-turunkan
penumpang, mengingat dana yang kami siapkan untuk acara ini lumayan nekat kami
memutuskan untuk memilih bis ekonomi dengan (angin cendela) tarif bawah.
Baluran cukup memanjakan kita untuk berkunjung
mengencaninya. Karena Baluran menurut pengamatan saya, sangat mudah jika saya
bandingkan dengan dua taman nasional lainnya seperti Taman Nasional Alas Purwo
dan Taman Nasional Meru Betiri yang tipe perjalanannya sangat menguras tenaga
dan mental pengunjung. Dengan transportasi dari terminal Bungurasih-Surabaya langsung
berhenti di depan Taman Nasional Baluran-Situbondo. Baluran dan segala
keaneragamannya dapat kita baca dan kagumi di sini secara lengkap.
tim peksia |
Kami sengaja datang ke baluran dengan jeda satu hari dari
jadwal yang telah ditentukan panitia pelaksana. Karena kami pikir akan lebih
nyaman dan tenang saat kita berada dilokasi lomba dengan menuggu bila dibandingkan
memampatkan waktu menuju lokasi lomba dengan waktu yang sangat mepet. Selain tenang, kami bisa
orientasi lokasi terlebih dahulu sembari menyiapkan materi dan strategi yang
akan kami pakai nanti. Pihak Taman Nasional Baluran sudah menyiapkan guest house bagi peserta macam kami yang
datang lebih awal, saat itu lokasi sementara sebelum hari H-acara berada di resort
Batangan. Dengan ruangan seperti aula pertemuan di kecamatan, jika saya dapat
mendeskripsikannya secara ngawur. Terasa
sangat luas dihari pertama kami datang, tapi serasa nyesak saat hari sudah mulai gelap karena peserta lain dari
berbagai daerah sudah datang berhimpitan tidur berbagi tikar dan matras dengan
peserta lain.
Keesokan
hari setelah bermalam sehari di Batangan, setelah registrasi dan mendapatkan
perlengkapan kami ‘diangkut’ menggunakan truk menuju resort Bekol yang menjadi
camp peserta. Sebelum sampai di resort Bekol kami disuguhkan kawasan hutan Evergreen dan berbagai atraksi satwa
liar seperti merak hijau yang sedang berkejaran, dan juga gelatik jawa yang
jika kita tau menjadi logo merk kopi
ternama saat itu. Kurang dari satu jam perjalanan menyusuri jalan aspal dengan
bebatuan kerikil yang menjadi ciri Taman Nasional Baluran terasa cepat atau
mungkin truk dan angkutannya (peserta lomba) mendukung untuk cepat tiba di Resort
Bekol.
Bekol yang sering menjadi panggilan umum para pengunjung Taman
Nasional Baluran yang merupakan salah satu resort disana yang memiliki pemandangan khas
yaitu padang savana yang saat itu kami beruntung di kondisi menguning karena teriknya
matahari di musim kemarau. Sering di sebagaian forum dan masyarakat yang telah
berkunjung ke taman nasional baluran memberi sebutan savana baluran sebagai ‘Afrika-nya Jawa’. Selain kuningnya savana Bekol-Baluran, kami terpesona ada
beberapa penghuni yang sedang mengamati kita dari kejauhan dengan kontras warna
kuning dan beberapa warna coklat, ya beberapa Rusa terlihat sedang melihat kearah
kami, sepertinya mereka terusik dengan kedatangan kami yang ‘rindu-hutan’.
![]() |
siap camp |
Penyambutan sementara oleh panitia dan kami dipersilahkan
membuat tenda untuk camp beberapa malam di lokasi resort Bekol. Lokasi camp
kami berada diwilayah resot Bekol, tanah lapang dan beberapa bambu yang
tertancap dengan tinggi kira-kira 2 meter terpasang lampu untuk penerangan
di malam hari. Kami membawa 3 tenda dengan komposisi peserta, 3 wanita dari 12
orang termasuk saya. Dua tenda yang berkapasitas 5-6 orang dan 1 tenda dengan kapasitas
3-4 orang belum lagi beberapa barang bawaan yang menjadikan tenda kami lebih
berwarna dan penuh sesak. Selain itu di tanah lapang tersebut sudah ada
kayu-kayu yang menancap dengan nama-nama tim yang hadir, jadi kami tak usah
berebut lokasi camp dan merasa kurang nyaman karena panitia lomba sudah menyiapkannya
dengan sangat luar-biasa.
Berikut cuplikan kegiatan yang kami ikuti di '1st Annual Baluran Britama Birding Competition', yang dapat temen-temen lihat di youtube.
Semoga menginspirasi temen-temen dan membuat merindu dan kembali berjumpa di Baluran. Sampai berjumpa lagi kawan..
Berikut cuplikan kegiatan yang kami ikuti di '1st Annual Baluran Britama Birding Competition', yang dapat temen-temen lihat di youtube.
Semoga menginspirasi temen-temen dan membuat merindu dan kembali berjumpa di Baluran. Sampai berjumpa lagi kawan..
***
Birding Competition yang diadakan Taman Nasional Baluran sudah
berlansung secara kontinyu selama 3 tahun ini, dan mendapat respon positif dari
para hobi, pecinta, dan peneliti burung nusantara. Dari segi pelaksanaan juga
semakin menunjukkan tren yang menarik
hati peserta yang datang, dengan hadiah yang semakin menggila (bonus bagi yang beruntung) dan setiap
peserta yang berkesempatan datang memiliki berjuta kenangan bersama
peng-gandrung burung dan Taman Nasional, terutama jiwa-jiwa liar yang merasa
terhakimi di kota. Selain itu acara semacam ini merupakan ajang silahturahim bagi sesama pecinta burung untuk berbagi
pengalaman dan juga berbagi nomer handphone.
Haha
![]() |
hemm, baluran! |
Dua pertemuan setelah 1st Annual Baluran saya absent, karena berbagai kesibukan dan
agenda yang lebih dahulu mampir, deadline
tugas akhir yang cukup menyita perhatian keluarga dan sanak handai-taulan yang
gak ada sangkut pautnya dengan cerita ini deh.. haha. Ya semoga tahun berikutnya saya masih bisa bertemu dengan Baluran
dan pengamat muda yang tumbuh besar, seiring perkembangan Taman Nasional di Indonesia
dan segala inovasi yang diwujudkan untuk menjaga kelestarian alam kita (bahasa
yang klasik dan membosankan yang sering kita dengar, haha). Tapi ada beberapa salam dari pecinta lingkungan yang selalu terledak
saat mendengarnya dari semangat untuk berbuat daripada kalimat yang sampeyan
semua dengar diatas, Salam Lestari,Salam Konservasi.
0 komentar:
Posting Komentar