5 min Reading
Add Comment
Saya mulai menulis dan
mempublish tulisan di blog pada pertengahan tahun 2007, itupun masih
belum benar-benar konsen. Ketertarikan pada blog, berawal dari
beberapa penelusuran yang di arahkan Google. Pada saat itu saya
mencari refrensi untuk tiga Taman Nasional yang akan saya kunjungi
pada tiap tahun kegiatan Ormawa kampus. Dan sampailah saya pada blog
Baluran and Me yang merupakan milik pria bernama Swiss Winansis,
sang empunya blog ternyata seorang pengendali ekosistem hutan Taman
Nasional Baluran. Saat itu saya langsung mencari kata Baluran yang
dapat saya jadikan informasi di dalam blog tersebut, kemudian
langsung klik save page as + enter. Tak sadar ternyata, blog
itu sekarang menjadi panutan saya.
Pada bulan berikutnya,
saya baru ingat jika saya mengumpulkan lumayan banyak save-save-van
blog sebagai refrensi bacaan saya. Disinilah saya benar-benar jatuh
cinta dengan blog, dan mulai memutuskan untuk lebih dekat dengannya
(ngeblog). Pada akhir tahun 2007, saya memberanikan untuk
nulis ngawur di blog buatan saya. Kalau ibarat anak kecil
ingin belajar sepeda, minimal ia harus bisa nyetir dulu sambil
jalan kaki. Lalu hari berikutnya ia harus langsung ngebut.
Jatuh? Gak masalah, yang penting ia ngerti kalau dengan cara
ngebut tanpa handling yang baik ia akan nyosor.
Begitulah saya saat itu dengan blog saya. Tetapi ada perasaan puas,
dimana keinginan dan hasrat saya untuk menulis dan berbagi terpenuhi
di blog pada saat itu.
Pemilik blog memang tidak
dituntut untuk rajin posting. Tetapi ada yang perlu diingat, bahwa
sebelum saya memutuskan untuk ngeblog, ada beberapa hal yang perlu
saya tanyakan pada diri saya sendiri. “Apakah saya memang senang
menulis? Saya jawab iya, karena dengan menulis kita pasti membaca”.
Kalau om Fary SJ bilang dalam bukunya, “ngeblog itu menulis.
Atau setidaknya sebagian besar diisi dengan menulis (kegiatan lainnya
mengisi foto atau video)”. Jadi jika kita ingin menjadi blogger, ya
syarat utama kita harus menulis. Tidak suka menulis? Memang blog
bukan media yang cocok. Mungkin Facebook yang pas.
Selain menulis, kita juga
otomatis suka baca. Mustahlah jika kita menulis tanpa membaca
kan?. Jadi suka membaca menjadi pertanyaan kedua untuk kita yang
memutuskan untuk menjadi blogger. Karena bisa dipastikan mereka yang
suka membaca umumnya tidak kehabisan ide. Tanpa kita sadari,
kegemaran dalam hal membaca juga sangat membantu kita untuk
memperkaya wawasan dalam sebuah postingan yang diharapkan semakin
hari semakin berkualitas. Ambil contoh saya sendiri, tulisan saya
saat itu dan mungkin sampai sekarang masih acak-acakkan,
perkara diksi dan beberapa susunan kalimat sangat jauh dari baik.
Saya sangat membuka diri untuk belajar, bersyukur kawan-kawan dekat
saya selalu mengingatkan ini dan itu setelah saya memposting. Saya
sangat berterimakasih jika saya selalu diingatkan dan mempunyai
kawan-kawan yang care. Mungkin setelah postingan ini saya
dapat traktiran.
Kemudian setelah suka
menulis, dan membaca. Pertanyaan ketiga tentang tujuan kita ngeblog
dan apa pesan kita untuk pembaca?. Pada saat itu sebenarnya saya
memutuskan untuk membuat blog, hanya untuk berbagi. Kepada siapa?,
kepada siapapun yang membutuhkan. Tentang apa?, tentang apapun yang
saya anggap itu ‘perlu’ untuk saya share-kan kepada
pembaca. Karena dari sebuah pengalaman pribadi seseorang, dari hal
sepele dan terkecil akan sangat berguna untuk proses belajar orang
lain. Kalau boleh meminjam kata kang Swiss, “ilmu itu murah kalau
gak bisa gratis”. Karena pada saat saya melakukan penelusuran via
mesin yang bernama Google (golek ono sampek pegel) saya merasa
sangat terbantu. Dan inilah salah satu hal yang mendasari saya untuk
menulis dan mempublishnya melalui blog. Mungkin banyak yang ngeblog
untuk bersenang-senang. Menurut saya itu tidak menjadi masalah
memang, tetapi eman-eman waktumu kalau kau pakai blog untuk
bersenang-senang semata. Jadi jika ingin ngeblog pertanyaan utama
yang mendasarinya adalah: untuk apa ngeblog?, apa pesan yang ingin
disampaiakan?, apa tujuannya? Apakah ingin membagi informasi? Apakah
ingin menambah ilmu? Apakah ingin mendapatkan pengalaman lain?, ya
mungkin sampeyan yang lebih paham. Monggo..
Untuk ngeblog, kalau kata
blogger-blogger lain, sampeyan minimal kudu duwe (harus
punya) waktu senggang atau menyiapkan waktu khusus. Umumnya berkisar
pada lima hingga enam puluh menit dalam sehari. Anda tak bisa membuat
posting di saat bersamaan melakukan tugas kantor. Jadi jika
anda cukup sibuk untuk menjalani aktivitas lain (misalnya di kantor,
sekolah, atau kuliah), sebaiknya pertimbangkan dulu keinginan anda
untuk menjadi blogger.
Seorang yang tak punya
waktu tak akan pernah bisa menjadi seorang blogger. –Fary SJ
Oroh.
Kata blogger kawakkan,
ngeblog itu mudah. Banyak kemudahan yang ditawarkan. Tapi tetap saja
sebuah posting tak akan terjadi dengan sendirinya. Sebuah posting
hanya bisa tercipta jika pemiliknya punya inisiatif. Jika anda tak
mudah berinisiatif atau terbiasa menerima perintah atau saran dari
pihak lain, maka blog mungkin tidak tepat untuk anda, untuk bisa
ngeblog, anda harus punya inisiatif sendiri. Oh, blogger kawakkan,
kenapa bahasamu terlalu pedas, sepedas harga cabe saat ini, hehe..
Yah, sebenarnya saya
tidak sepenuhnya mengamini kata-kata mereka (blogger kawakkan),
tentang dan bagaimana alasan untuk ngeblog. Menurut saya biarlah
seleksi alam yang ngatur. Toh belajar dan suka itu berawal
dari nyoba dulu toh, kemudian ia tau mana yang membuat mereka sendiri
nyaman untuk melakukan dan meneruskannya. Keep trying!.
Pada awalnya, di
postingan kali ini saya cuma mau bilang, “matur-nuwun sanget”
untuk rekan-rekan pembaca yang sudah sudi mampir ke blog saya.
Karena dari pesan email dan komentar (meski
masih amat minim) yang masuk ke blog
saya, menjadikan saya terus semangat untuk menulis dan menceritakan
apa, dan bagaimana berbagi tentang sebuah pengalaman hidup yang saya:
lihat-dengar-pikirkan, dan saya lakukan. Kemudian saya berusaha
mengejawantahkannya melalui tulisan yang sederhana. Oya, pada Maret
2013, pengunjung “Catatan Si Man!” meh (hampir) mencapai
angka 800 pengunjung. Bukan apa-apa, malah ini yang membuat saya
was-was dan mawas untuk terus belajar memperbaiki ini
dan itu. Keep writ*ng Guys!.
0 komentar:
Posting Komentar