Tiga Film tentang Perjalanan



Mungkin diantara kita sudah mulai teracuni bagaimana foto-foto, video, dan catatan perjalanan dari seorang kawan yang berhasil mendokumentasikannya secara apik, tak jarang membuat kita tertarik ingin mencobanya. Berbekal kamera saku sampai camrecorder sebagai media pendokumentasian. Pada kesempatan kali ini saya ingin membagikan beberapa video tentang perjalanan. Yang secara tak langsung menginspirasi saya untuk melakukan perjalanan. Dengan video atau film pendek, kita dapat mendapat gambaran secara langsung bagaimana perjalanan tersebut dilakukan. Tidak jarang, dari kita semakin mengerti dan terbelajar bagaimana pejalan memberikan pesan yang berguna untuk pejalan lainnya. Berikut tiga video atau film pendek tentang perjalanan yang menginspirasi menurut saya:


VAASTU – by WEGO
A Way to be Found. –Wego
Film yang bekerja sama dengan Wego Indonesia ini, menceritakan bagaimana seorang pejalan wanita yang akan mencapai tujuan perjalanannya, diawali dengan menampilkan suasana stasiun Kereta Api di Indonesia. Aktifitas di stasiun Kereta Api yang sangat sibuk, lalu-lalang penumpang kereta dan aktivitas petugas kereta terekam di sini. Pejalan wanita cantik ini, terlihat sudah masuk kedalam kereta, dan nampak ia menikmati perjalanannya. Sorotan saya, bagaimana wanita ini mencoba mencatat aktivitasnya dalam laptop sebagai bekal dokumentasi dan pusat informasi perjalanan. Meskipun sudah memasukkan laptop sebagai sarana informasi dan bekal perjalanan, terlihat pejalan wanita ini berbincang dengan sesama penumpang seperti sedang menanyakan sebuah lokasi. Ada beberapa hal yang mungkin sering kita dapatkan, yaitu pemandangan yang dapat kita nikmati jika kita memutuskan untuk memilih moda transportasi Kereta Api, adalah pemandangan hijau persawahan. Dan yang lebih menyenangkan, dengan moda transportasi kereta kita terhindar dari sibuknya kemacetan.

Setibanya di pemberhentian kereta, terlihat pejalan wanita yang mengikat rambutnya kebelakang ingin memastikan lokasi yang ia maksud dengan menanyakan kembali kepada orang yang berpapasan dengannya. Melewati kota tua, dan tetap berjalan menyusuri perkampungan dengan tetap memastikan lokasi dengan berbekal peta yang ia miliki. Ternyata tak cukup dengan mengandalkan peta. Wanita yang terlihat memakai kaos berwana merah muda ini, bertanya kepada penduduk tentang lokasi yang ia maksud

Jika kita melakukan perjalanan dan ingin mengerti lebih tentang bagaimana sumber alam dan potensi masyarakat di situ, maka kunjungilah pasar tradisional seperti pada film yang dapat kita ungguh melalui situs vimeo. Kita dapat berbaur sembari menikmati sajian kuliner masyarakat setempat, sambil menanyakan bagaimana menuju ke lokasi yang kita maksud. Banyak manfaat yang kita dapat jika kita mau berbaur dan bertanya kepada masyarakat setempat, seperti yang terlihat pada film ini, bagaimana ia mendapat tumpangan mobil pick-up untuk melanjutkan perjalanannya bersama petani setempat.

Permasalahan yang harus kita ketahui, bagaimana pejalan harus dapat mengatasi kelelahan yang dialaminya. Seperti melewati daerah yang terjal atau berbukit untuk menuntaskan tujuan yang mereka inginkan. Selain persiapan, dialog bersama masyarakat setempat secara tak langsung sangat membatu untuk mengantisipasi hal tersebut. Untuk lebih mengetahui bagaimana kisah pejalan wanita yang ingin menikmati pantai, dan indahnya sinar matahari dengan deburan ombak yang menggulung-gulung, silahkan mengunjunginya di sini.

THE EDGE OF THE EARTH – by ORANGE SODA PRODUCTION
To the Lover of wilderness Alaska in one of the most wonderful countries in the world. –Jhon Muir
Justin Denis dan Eric Denis adalah dua orang anak muda yang melakukan perjalanan menuju Alaska. Di video yang berdurasi 17 menit 11 detik ini mereka berdua menampilkan bagaimana persiapan untuk melakukan perjalanan menuju Alaska, dengan beberapa item yang mereka bawa. Terlihat juga bagaimana mereka mengemas barang bawaan termasuk membawa ‘senapan laras panjang’ untuk bekal perjalanan. Ada beberapa yang menjadi sorotan saya, bagaimana kedua pemuda ini mengemas perbekalan dengan terlebih dahulu menimbang tas sebelum mereka bawa. Mungkin hal ini remeh, tapi sangat vital untuk dilakukan, mengingat beberapa pejalan harus mengerti bagaimana beban yang mereka bawa tidak boleh melebihi berat badan si-pembawa, karena jika itu dilanggar selain sangat membahayakan diri, pejalan harus mengeluarkan budget lebih untuk proses boarding pass

Film yang diproduksi oleh Orange Soda, juga menampilkan bagaimana proses Justin dan Eric saat berada di bandara. Beberapa hal yang mungkin kita ketahui, bagaimana melakukan perjalanan menggunakan moda transportasi pesawat sangat detail dalam proses screening. Mulai dari tidak menggunakan pakaian yang memiliki hiasan logam, sampai melepas sepatu saat melewati mesin screener. Aktivitas mereka di bandara juga tak luput dari dokumentasi di film ini. Perjalanan mereka menuju Alaska, menggunakan transportasi pesawat sebanyak tiga kali. 

Setibanya mereka di bandara transit, mereka juga mendokumentasikan bagaimana aktivitas mereka menunggu keberangkatan menggunakan pesawat kecil. Mereka menginap semalam untuk menuggu keberangkatan keesokannya. Sorotan saya yang kedua, bagaimana kedua pemuda ini mengisi waktu sehari di bandara dengan aktivitas yang cukup inspiratif dan mengasikkan, seperti bermain kartu, sampai menelpon keluarga, dan menyiapkan kesiapan untuk perjalanan menuju ke Alaska. Sampai bagaimana cara mereka tidur disekitaran barang bawaannya, supaya safety.

Keesokan hari, mereka bersiap untuk menaiki pesawat baling-baling (pesawat perintis), di sini mereka juga mendokumentasikan bagaimana seorang pilot membawa mereka terbang meninggalkan bandara. Tak memakan waktu lama untuk sampai di sebuah bandara transit, dimana mereka menurunkan barang-barang bawaan. Kemudian mereka menyiapkan akomodasi dan logistik untuk melanjutkan perjalanan, di sini terlihat bagaimana mereka dibantu seorang wanita menyiapkan perahu karet dan mengeceknya. Kemudian mereka dibawa menggunakan mobil dengan cup terbuka untuk menuju sebuah danau. Ternyata mereka diantar di sebuah danau yang menjadi tempat pesawat amphibi berada. Dengan lintasan pesawat yang menggunakan lintasan danau mereka diantar untuk menuju lokasi yang mereka akan tuju. Saat perjalanan menggunakan pesawat baling-baling, pemandangan pegunungan terlihat begitu memikat, sungai-sungai kecil terlihat seperti jalan yang berkilauan. Dan pada akhirnya mereka mendarat di sebuah danau kecil yang tak berpenghuni.

Setibanya, Justin segera memompa perahu karet berwarna biru dengan pompa kaki. Sangat menajubkan bagaimana Alaska menyambut mereka dengan pemandangan padang rumput hijau yang lembut. Terlihat Justin sedang tiduran sambil menutup mukanya dengan topi, diantara tas dan perlengkapan lainnya. Terlihat bagaimana aktivitas Rusa yang mencari makan juga tak luput dari dokumentasi mereka. Kemudian tenda berwarna krem keputihan sudah berdiri disamping sungai kecil yang berarus tenang dan bersebelahan dengan bukit dari pegunungan Alaska yang nampak dingin dan kokoh. Mereka mulai aktivitas mereka dengan membuat makanan dan mulai menyusuri sungai. Untuk mengetahui bagaimana Justin dan Eric melakukan perjalanan dan mencapai tujuan perjalanan untuk merekam indahnya Alaska silahkan mengunjunginya disini.

HOMELAND – by HIFATLOBRAIN
No one realizes, how beautiful it is to travel until he comes home. –Homeland
Saya mencoba merangkum dari dua cerita di atas, Homeland yang di buat oleh situs travel institut yang bernama Hifatlobrain. Menceritakan bagaimana sebuah keindahan dari sebuah perjalanan, dengan pendokumentasian menggunakan media kamera digital, saat seorang pejalan pria yang menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Pejalan tersebut memutuskan Bromo sebagai tujuan perjalanannya. Menyusuri pemukiman warga, dan mengabadikan momen bersama masyarakat setempat merupakan sebuah momen yang tak terlupakan saat pulang nanti.

Pada video yang berdurasi 1 menit 38 detik ini, secara tersirat berusaha memberi pesan bagaimana seorang pejalan harus mampu menentukan batas dari perjalanannya. Pada saat pejalan pria ini, mengunjungi salah satu kedai kopi yang berada di daerah Bromo. Pejalan pria tersebut memesan kopi, ia teringat akan Ibunya yang berada di rumah yang sering membuatkan kopi untuknya. 

Dan pada akhirnya, seorang pejalan pria ini harus memutuskan perjalanan selanjutnya. Akankah ia kembali kerumah, atau tetap melanjutkan perjalanannya ke tempat selanjutnya? Untuk lebih mengetahui silahkan mengunjunginya di sini.

0 komentar:

Posting Komentar

Pasang Iklanmu di sini