Reading
4
Comments
House of Sampoerna (HoS), yang
terdiri dari Museum, Shop, Cafe, dan Galeri Seni, yang menarik untuk dikunjungi
jika kita singgah di Kota Pahlawan, Surabaya dan Jawa Timur. Letak Museum HoS
yang masih searah dengan Jembatan Merah, dan berdekatan dengan bekas penjara tua
“Kalisosok,” jika kita menggunakan angkutan Bis Damri dari Perak menuju
Terminal Purabaya (Bungurasih).
Museum HoS bercerita tentang
kisah hidup pendiri PT HM Sampoerna Tbk., Liem Seeng Tee, serta perkembangan
bisnis Sampoerna. Saat pertama kali kami masuk museum, kami disambut oleh “kakak
wanita muda” berumur sekitar 25-an dengan senyum dan sapa yang manis. Setelah
kami menyambut balik sapa mereka, tiba-tiba saya ditanya kartu identitas. Saya
bertanya mengapa demikian, “Apakah muka
saya terlihat lebih muda dari umur saya sebenarnya. Hehe..”
Setelah mereka memberi
penjelasan, kemudian saya bertanya-tanya sedikit tentang beberapa hal yang
menjadi daya pikat dari Museum Hos yang sudah saya datangi untuk kedua kalinya
ini. Meski bukan pertama kali saya mengunjunginya, tetapi saya selalu terpesona
dengan building-art dari Museum HoS. Sangat
Kolosal. Kemudian kami disarankan untuk segera ke lantai atas, karena sebelum
pukul 12:00 WIB para pekerja wanita masih melakukan proses pelintingan rokok.
Terlihat disana, mungkin lebih dari 400 wanita melakukan proses pelintingan kretek
menggunakan mesin manual dengan tangan, dengan sangat cepat. Saya sendiri
melihat proses ini dengan decak kagum dan melihat mereka seperti ‘robot’ yang
sedang melinting tembakau. Sayang kami tak diperkenankan untuk mengambil gambar
dari prosesi ini, kecuali sudah mendapat ijin dari pihak manajemen HoS.
Dilantai ini juga terdapat Museum Shop yang menjual beragam kerajinan tangan khas
Jawa Timur dan Surabaya, seperti batik, kaos, dan cinderamata lainnya.
“Damn, the government for passing a law that
visitors can’t take pictures of them. Now it seems like a whole hoax. But I’d
really advise anyone to go see these talented women. They are
awe-to-the-some!.” -HoS-Indohoy.
Berpindah menuju ruangan Galeri
Seni HoS, mempersembahkan serangkaian pameran karya seniman Indonesia terbaik
dan seniman muda berbakat. Saat kami tiba di ruangan Galeri terlihat pameran
foto “Di Ufuk Timur” karya Deonisya Ruthy.
Lelah kami berkeliling, kami
menuju Cafe yang memiliki sentuhan Art
Deco menawarkan pengalaman bersantap yang unik. Cafe yang menyajikan
berbagai hidangan Indonesia seperti Sop Asam Iga dan Sop Buntut Goreng, serta
hidangan Barat. Membuat kami enggan untuk beranjak dari tempat kami makan.
Padahal berapa menit lagi kami akan berkeliling Surabaya menggunakan Surabaya Heritage Track (SHT), sebuah
program tur keliling kota tua Surabaya menggunakan bus dengan model trem.
Pengunjung seperti kami, atau biasa disebut “trackers”,
dibawa mengunjungi berbagai bangunan cagar budaya dengan ditemani pemandu
wisata. Berbagai tur tematik seperti “Year
End Track” di Desember dan “Lunar
Track” di Januari dilaksanakan untuk melengkapi tur reguler yang berjalan
tiap Selasa hingga Minggu.
Jika kalian datang ke Surabaya,
sempatkanlah mengunjungi museum ini. Bagaimana sejarah, perkembangan, dan
produksi kretek mempunyai peranan yang tidak bisa diangap sebelah mata. Meski pro dan kontranya mengenai keberadaan kretek masih menjadi isu yang hangat
di dunia kesehatan. Masihkah merokok itu dilarang jika kalian sudah datang ke
HoS, bagaimana menurutmu?.
House of Sampoerna, Taman Sampoerna 6, Surabaya, Ph: +6231 353 9000, Fax: +6231
353 9009,
web: www.houseofsampoerna.museum, E-mail: hos.surabaya@sampoerna.com
4 komentar
eksotik sekali. museum yang dikelola swasta begini justru jauh lebih bagus daripada yang dikelola pemerintah.
BalasHapusInjih mas eksotis, matur nuwun sampun mampir. :)
Hapussaya merokok, dan pacar saya tidak. tetapi kami sering mengunjungi musium ini. apalagi kami sangat menikmati perjalanan menggunakan bis mirip trem warna merah. :)
BalasHapushehehe, apapun itu. HoS patut jadi kebanggaan mas anonim. :)
Hapus