3 min Reading
Add Comment
Dulu ada beberapa hal yang sering kami lakukan semasa kuliah untuk membuang perasaan negatif, seperti perasaan malas, dan laku yang kurang produktif. Terkadang dari kami sering mengalami perasaan jenuh dan matinya kreatifitas. Kegiatan yang monoton membuat kami suka uring-uringan sendiri. Apalagi melihat pria-pria dengan sebutan "Pria Tulang Lunak" yang kami buat untuk membenci mereka. Kami selalu gemas melihat mereka hidup di muka bumi. Entah, seperti perasaan risih tak karuan saat kami sedang dalam keadaan jenuh, kemudian bertemu dengan beberapa kaum ini. Rasanya ingin mengerjai mereka habis-habisan.
Sebenarnya banyak cara yang dapat kami lakukan untuk mengatasi perasan loyo ini, seperti misalnya pergi jalan-jalan, menghadiri pertunjukan musik, sampai mencoba religion method untuk datang ke majelis dzikir. Tapi saat semua aktifitas pengusir itu kami lakukan, serasa tak cukup untuk mengimbangi sisi lain dari kegilaan kami. Akhirya kami sering melakukan beberapa pertunjukan dengan tokoh dan penonton dari kami sendiri. Dari kami untuk kami secara instant.
Beragam aktifitas yang sering kami lakukan bersama, membuat persahabatan kami memiliki ikatan emosional. Saya bersyukur tidak ada 'ikatan lain' selain ikatan persahabatan. Amit-amit jabang bayi.
Ambillah contoh, seperti saat kami selesai melakukan praktikum anatomi vertebrata dengan beban satu sistem kredit semester, tapi kami lakukan selama dua jam. Alhasil membuat muka kami tertekuk tak karuan. Selepas menuntaskan praktikum, kami berulah tak karuan seperti membuat mini drama dengan judul "Pemberantas Pria Tulang Lunak" atau sesekali bercanda dengan properti bahan praktikum yang telah selesai kami kuliti habis. Kami mengabadikannya dengan membuat satu scene untuk pertunjukan tersebut, yang nantinya akan kami putar saat kita telah menuntaskan masa perkuliahan. Jadi ceritanya kami punya film kompilasi untuk mengusir kebosanan.
Masa-masa indah itu, kini telah menjadi kenangan yang luar biasa berkesan untuk kami ingat. Dulu kami berpendapat, "bahwa kami akan selalu berjalan dan berkarya bersama-sama selepas kuliah". Tapi tak ada yang yang ideal untuk disandingkan dengan satu kenyataan hidup. Kami berjalan sendiri-sendiri, namun terkadang kita bertemu sesekali untuk berkontemplasi. Kami percaya dalam laku yang sendiri-sendiri tersebut, kami akan menemukan kesatuan yang nantinya akan mempertemukan kita pada satu titik tertentu. Entah kapan, dimana, dan bagaimana?
Kami hanya saling mendoakan dalam jarak yang kasat mata, berdoa yang terbaik untuk masing-masing dari kami. Berharap nanti kami akan bertemu dengan membawa karya dan prestasi yang saling membanggakan untuk diceritakan.
![]() |
Ranger divisi pemberantas pria tulang lunak. |
Selamat berkarya kawan-kawanku! Hancurkan duka dengan tawa. :D
PS: Tulisan singkat ini, akan saya tuntaskan (lagi) nanti. Karena ada beberapa cerita menarik yang mesti kalian tau.
0 komentar:
Posting Komentar