3 min Reading
Add Comment
Apa yang anda lakukan jika anda
diperlakukan secara tidak wajar; jika anda dirugikan oelh suatu perjanjian;
jika anda diperlakukan secara tidak adil? Apa yang anda lakukan? Apakah anda
berusaha untuk memelihara hubungan yang bersahabat dengan orang-orang yang
terlibat? Dapatkah anda memaafkan dan melupakan? Berhasilkah anda melepaskan
semua kemarahan dan kejengkelan anda, ataukah anda mengatakan kepada diri sendiri, “Yah, saya ingin bersahabat; saya
tidak mau terus membenci seseorang karena suatu ketidak adilan dan saya tidak
mau mendapatkan sakit lambung karena kejengkelan dan kemarahan, tetapi kalau
saya memafkan dan melupakan, masalahnya ialah bahwa saya bagaimanapun tidak
memperoleh keadilan.”
#30HariMenulis
selebihnya dusta
self discovery
Itukah perasaan anda? Apakah anda
merasa bahwa cara satu-satunya untuk menyelesaikan masalah anda ialah untuk mempertahankan kejengkelan
anda dan ketidak senangan anda untuk mempertahankan diri terhadap ketidak
adilan semula? Anda tahu, tidak masuk akal, bukan, jika anda memikirkannya.
Jenis pembalasan dendam seperti itu lebih menyakiti anda daripada orang yang
memperlakukan anda secara tidak adil dan sebenarnya tidak membawa pemecahan
apa-apa.
Jika anda untuk sejenak
memikirkan tentang keadilan, saya kira anda akan menyadari bahwa keadilan yang
sebenarnya berdasarkan Hukum Kasih Sayang ini makin besar kemungkinannya bahwa
kita mendapatkan keadilan dalam kehidupan kita. Kita pasti tahu bahwa makin
mampu kita dapat membersihkan hati kita dari dendam dan kemarahan, makin riil
kita merasa diri kita sendiri; makin dekat kita merasa dengan identitas kita
dengan kebaikan. Kita tahu bahwa makin dapat kita memberikan kasih sayang dan
maaf, makin besar perasaan kebebasan yang kita punyai dan makin besar kekuatan
dalam yang kita rasakan.
Anda tahu, masalahnya ialah bahwa
dengan mempertahankan rasa dendam dan rasa benci kita, dengan menolak untuk
memaafkan, kita melemahkan kekuatan-kekuatan yang ada pada dalam diri kita
sendiri dan kita kehilangan segi produktivitas pribadi, kebahagiaan dan
kedamaian jiwa, lebih banyak daripada ketidak adilan yang diperkirakan telah
kita derita. Nah, seandainya anda mengukurnya berkenaan dengan uang dan anda
mengatakan, “Nah, ini suatu ketidak adilan yang akan merugikan saya seratus
ribu rupiah, tetapi dengan membenci dan mendendam, saya akan mendapatkan
penyakit lambung yang akan minta biaya sepuluh juta rupiah.”
Itu tidak masuk akal dipandang
dari segi bisnis, bukan? Anda akan mendapatkan bahwa, jika anda dapat mengatasi
ketidak adilan, anda akan memperoleh lebih banyak dalam ‘kekuatan dalam’
daripada kerugian karena ketidak adilan itu. Pikirkan hal ini. Jika anda
benar-benar dapat mengatasinya, jika anda benar-benar dapat mempunyai kekuatan
untuk mengatakan, “Yah, nasi telah menjadi bubur, saya akan memaafkan dan melupakan,”
anda akan memperoleh lebih banyak pertumbuhan, lebih banyak tenaga dan lebih
banyak kekuatan daripada kerugian yang disebabkan oleh ketidak adilan itu, dan
anda akan keluar pada sisi kredit dalam buku kas induk kehidupan.
“Bukankah memaafkan adalah
memberi sedikit ruang untuk rasa benci.”
0 komentar:
Posting Komentar