Reading
Add Comment
Siang kala itu sedang
gila-gilanya melepaskan teriknya. Alhasil, kami berenam dibuat berkeringat,
setelah berkeliling museum rokok House Of Sampoerna, kami memutuskan untuk
menepi sebentar di sebuah warung makan yang masih satu wilayah dengan HOS.
ngomel
Kami berenam tidak memesan makan.
Padahal jam tangan telah menunjukkan pukul 13:00 WIB, kami malah memesan es teh
manis. Saya yang masih kehausan terpaksa membuka lemari pendingin di samping tempat
saya duduk dan mengambil botol teh hijau pabrikan.
Sembari melepas lelah, beberapa
diantara kami sibuk membuka hasil tangkapan dari kamera digital. Ryan misalnya,
dia menggunakan lensa fix 50 mili nikor yang saya amati sedang memutar ulang
rekamannya menggunakan mode video. Sedangkan mas Adrian dan Adit sepertinya lebih
memilih menghisap rokok saja sembari mengamati sekitar. Mas Agung dan Ichsan
yang saya perhatikan sedang sibuk memainkan ponsel pintarnya, entah sedang
mengetik atau bermain game untuk mengusir bosan.
Saya sendiri memutuskan untuk
membahas video yang diambil Ryan saat kami berada di museum. Saya memperhatikan
beberapa scenes yang diambil Ryan
secara sembunyi-sembunyi. Nampak menyenangkan saat melihat setiap orang dalam
satu ruangan sedang melakukan aktivitasnya masing-masing tanpa dibuat-buat atau
direkayasa. Alami dan apa adanya. Kemudian saya tertarik untuk mengulangi scenes yang direkam Ryan, saat saya
sedang mengamati kumpulan Radio lama yang tertata rapi di ruang tengah musium
rokok. Nampak lucu, mungkin lebih tepatnya aneh, saat saya melihat diri saya
sendiri melakukan beberapa aktivitas yang kami lihat di layar ukuran 5x5 senti
meter itu. Ada sebuah miniatur hidup yang saya coba artikan di sana, melihat
diri kita beraktivitas dalam sebuah cermin kecil bernama kamera.
Dulu saat kita duduk di bangku sekolah
dasar, mungkin kita pernah mendengar guru agama kita berbicara mengenai tugas
malaikat (pencatat amal baik dan buruk), yang berkewajiban mencatat beberapa
amalan hidup dan mencatat keburukan yang telah kita lakukan, Pada suatu hari
akhir nanti, semua catatan itu akan diputar ulang dan kita tidak akan mampu mengelak
saat semua rekaman itu ditampilkan di hadapan kita. Saat memutar rekaman di
kamera Ryan, mungkin saya sedang tersadar, bisa jadi nanti saya akan lebih
merasa bahwa, “semua yang saya lakukan sekarang akan nampak lucu dan bodoh
nantinya.”
0 komentar:
Posting Komentar