Before Sunrise

Bromo selalu memiliki pesona yang tak pernah bosan untuk di kunjungi. Lihat saja pengunjung yang selalu berdesakkan. Entah itu yang memesan kamar, sampai yang sering kita temui untuk mengejar matahari terbit di Penanjakan.

Akhir Mei lalu saya mencoba berkunjung ke Bromo. Bertepatan dengan long weekend, sebenarnya bukan pilihan yang tepat untuk mengunjungi Bromo pada liburan sekolah. Karena bisa dipastikan bukan suasana tenang yang menyegarkan pikiran, melainkan suasana hiruk-pikuk oleh pengunjung lain.

Tapi inilah liburan, saya tak ingin mengambil pusing beberapa hal yang mungkin mengganggu pikiran, selama kita masih bisa beradaptasi dengan memilah mana yang memberi hiburan pada diri kita atau tidak sama sekali. Jadi mari kita nikmati liburan selagi masih ada waktu. :)

(1). Pemandangan yang sering kita jumpai saat berada di Penanjakan Gn. Bromo. Para wisatawan dengan beberapa gadget dan kamera mengangkat tangannya untuk mengambil gambar matahari terbit. Sebuah momen yang tidak ingin dilewatkan begitu saja oleh wisatawan Gn. Bromo.
(2). Salah satu pemandangan yang diambil dari puncak kawah Gn. Bromo ke arah timur. Para pengunjung menaiki Kawah Gn. Bromo dengan membuka jalur sendiri, bukan melalui anak tangga yang telah tersedia. Bukan karena tidak ingin menaiki anak tangga yang telah disediakan, namun pengunjung mungkin tidak sabar menaiki anak tangga yang penuh sesak oleh pengunjung lain.
(3). Pemandangan beberapa pegunungan di Jawa Timur yang terlihat dari Penanjakan Bromo. Gambar tersebut diambil pada pukul 06:23 am saat matahari sudah menampakkan diri. Kilauan warna kuning dan oranye, memberikan aksen yang  pas untuk penghobi fotografi landscape.
(4). Salah satu foto yang mendapat pujian dari rekan saya Bianca Van Bavel, entah mengapa ia menyuruh saya untuk mempostingnya. Mungkin foto tersebut dianggapnya memiliki komposisi yang unik. Terima kasih Bi.
(5). Suasana pagi saat kami berada di Poncokusumo, desa yang berdekatan dengan akses menuju ranu pani dan merupakan pos pertama untuk pendakian menuju Gunung Semeru, gunung tertinggi di Jawa.
(6). Kuda, adalah daya tarik tersendiri saat kita mengunjungi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Selain menjadi transportasi para wisatawan, kuda-kuda di TNBTS menjadi obyek foto yang pantang untuk dilewatkan oleh pecinta fotografi.
Meskipun mengunjungi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada saat yang kurang tepat (pada musim liburan) tidak menjadi masalah, karena kami masih bisa bersenang-senang dan menikmati liburan akhir bulan dengan pengalaman yang baru. 

Bukankah, esensi sebuah perjalanan adalah mengambil saripati dari lokasi yang kita tuju. Maka nikmatilah perjalanan!

4 komentar

  1. Argh Bromo memang bikin kangen, terakhir ke sini tahun 2012 akhir dan masih teringat akan keindahan nya, terutama Bukit Teletubies nya :)

    BalasHapus
  2. hahaha.. Ayo berangkat lagi mas. di desa sukapura asyik juga minum susu sapi hangat-hangat. ;)

    BalasHapus
  3. Bromo emang keren banget! Jadi pengen kesana lagi hehehe

    Halo, salam kenal ya mas!
    Yuk ikutan lomba blog 'WHY MACAU' hadiahnya jalan2 GRATIS ke MACAU selama 3 hari 2 malam lho. Seru kan! Info lomba >> http://bitly.com/WhyMacau

    Cheers, Citra VIVANEWS

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayooo.. kalau main ke Surabaya, sempetin ke Bromo.

      Salam kenal juga. Oke terima kasih informasinya.

      Hapus

Pasang Iklanmu di sini