Memotong Lidah

Potong lidahmu!

Sekitar seminggu setelah lebaran, saya kalah. Saya menerima tawaran Ibu untuk menggunakan smartphone. Bukan perkara anti gadget, atau semacamnya. Melainkan ada beberapa ketakutan yang akan saya tarik sendiri dari lidah yang terlanjur menjulur. Saya mengerti bahwa benci dan suka perbedaannya sangat tipis. Kita dapat termotivasi untuk melakukan banyak hal dan berjuang sekalipun, karena dua kata di atas: benci dan suka. 

Setelah membiasakan diri dengan genggaman baru, saya memberanikan diri untuk menghubungi teman-teman lama yang berada di phone list. Saya mengucapkan selamat hari raya, dengan perkataan seremonial seperti pada umumnya. Banyak teman yang merepon dengan kadarnya masing-masing, ada yang berusaha biasa, dan tak jarang ada juga yang begitu hiperbolik.

Saya jadi teringat dengan perkataan teman saya di kantor yang bernama Okky. Pada sebuah sore, perbincangan kita semakin religi di teras masjid. Okky berkata, "Bahwa nanti kita akan memotong lidah kita sendiri."

*sumber gambar



0 komentar:

Posting Komentar

Pasang Iklanmu di sini