Tiga Jam Memorabilia bersama Andy Tielman and The Tielman Brother - Heerlijk Resto Darmo

 Mungkin namanya kalah populer dibandingkan The Beatles dan The Rolling Stones. Tapi jauh sebelum mereka, muda-mudi tahun 50-an masih mengingatnya. Mereka adalah salah satu perintis rock and roll di Belanda dan masih punya tempat tersendiri di hati penggemar lagu “Shake Baby Shake” ini. Band yag berasal dari Indonesia yang berhasil masuk internasional pada tahun 50-an. Siapa sangka dari gaya mereka bermain musik, menjadi inspirasi banyak Band muda setelahnya. Inilah “The Tielman Brother’s”. Mengingatnya hanya dengan tiga jam saja. –Abdurrahman Azhim Ali.
____________________________________________________________________________


Andaikan Agung Martani pecinta Mods Jumat malam tidak nge-tweet acara jalan-jalan sama “franklin the vespa”, saya masih dikamar dengan kopi dan beberapa majalah dari kampung ilmu tadi sore. Apalagi ‘orang tua gaul’ satu ini ngompor-ngomporin bakal datang ke acara memorabilia The Tielman Brother’s di resto Heerlijk Darmo Surabaya, dari beberapa sms setelah dia bikin info ini:


Resto Heerlijk Darmo

Setelah penasaran dengan gaya evolusi si ‘Franklin the Vespa’ si Agung martani. Kami putuskan untuk meluncur dan menyelinap ditengah kemacetan jalan protokol Surabaya. Kira-kira dua puluh menit dari rumah Agung dan akhirnya kami tiba di resto Heerlijk Darmo. Suasana saat itu seperti pada umumnya resto-resto kota metropolitan. Pengunjung yang mayoritas Muda-mudi. Beberapa pramusaji terlihat sibuk melayani dan tersenyum saat ada pengunjung yang datang. Resto ini memang menarik perhatian saya, selain lokasinya yang masih jadi satu dengan Rumah Sakit Darmo (bersebelahan dengan IGD), resto ini memberikan kesan tenang di pinggiran jalan protokol di malam weekend

Kami sengaja tidak memesan minum dan makanan. Kami masih mengatur nafas seperti Vespa keluaran tahun 1981 milik agung, yang dipaksa ngebut malam ini. Selain itu kami menunggu kedua teman kami yang belum datang, Ryan dan pak Gerson. Beberapa menit setelah teraturnya irama jantung kami ‘Ipung’ yang menjadi promotor acara ini menghampiri kami. Pria yang memiliki postur yang cukup subur ini, menyambut kami seolah-olah kami adalah teman lama. Menyenangkan, kami juga diperkenalkan dengan pembuat film dokumenter ‘The Tielman Brother’, yaitu mas Ekky Imanjaya yang juga penulis buku ‘Menjegal Film Indonesia’ bersama Eric Sasono.

Pemutaran Film dokumenter ‘The Tielman Brother’ dan cerita singkat dari Ekky

Beberapa ulasan singkat dari dari Ekky tentang pembuatan film yang digarap sebelum Andy Tielman meninggal, dan tak sempat berkunjung ke Surabaya lagi. The Tielman Brothers adalah band Belanda-Indonesia pertama yang berhasil masuk internasional pada tahun 1950-an. Mereka adalah salah satu perintis rock and roll di Belanda. Band ini cukup terkenal di Eropa, jauh sebelum The Beatles dan The Rolling Stones. Mereka adalah kakak beradik dari pasangan Herman Tielman dan Flora Lorine Hess.

The Tielman Brothers dipercaya lebih dulu memperkenalkan musik beraliran rock sebelum The Beatles. Aksi panggung mereka dikenal selalu atraktif dan menghibur. Mereka tampil sambil melompat-lompat, berguling-guling, serta menampilkan permainan gitar, bass, dan drum yang menawan. Andy Tielman, sang frontman, bahkan dipercaya telah mempopulerkan atraksi bermain gitar dengan gigi, di belakang kepala atau di belakang badan jauh sebelum Jimi Hendrix, Jimmy Page atau Ritchie Blackmore.

Saat The Beatles manggung di Jerman, grup band asal Inggris ini sempat melihat penampilan The Tielman Brothers yang manggung menggunakan Hofner Violin Bass. Dan saat itulah pertama kalinya Paul McCartney melihat Hofner Violin Bass. Dan Andy Tielman sang gitaris memakai Fender Jazz Master khusus 10 strings. Alhasil Fender sengaja mengirim representativenya ke Jerman saat itu untuk merancang gitar buat Andy Tielman.



Pada awal tahun 1960-an, mereka menciptakan 4 lagu ciptaan mereka sendiri, yaitu My Maria, You’re Still The One, Black Eyes, dan Rock Little Baby. Lagu-lagu mereka ini ternyata disukai oleh orang-orang Belanda. Bahkan mereka menyebut musik “The Tielman Brothers” sebagai musik beraliran Indorock.

Dedikasi dan Inovasi Andy, sang gitaris, ternyata sangat berpengaruh bagi perkembangan budaya pop Belanda. Sampai-sampai mendapatkan gelar The Godfather of Dutch Rock n Roll, The Uncrowned King of Indorock, dan penghargaan Order of the Orange-Nassau ke pangkuanya.

Beberapa scenes yanng buat saya takjub adalah saat Andy Tielman fasih berbicara bahasa Indonesia dan Jawa (ngoko) kepada Ekky. Selain itu, Andy Tielman juga sangat syahdu melantunkan lagu ‘Bengawan Solo’. Terlihat juga tiga wanita Belanda yang menjadi backing vocal Andy Tielman, juga sangat menghayati lagu tersebut. Kemudian bisa dibayangkan ditengah-tengah konser musik rock and roll internasional, tiba-tiba Andy Tielman mempersilahkan penari untuk menari tarian jawa, dan sontak musik berubah menjadi keroncong. Ini memang tidak umum untuk dilakukan!


 Andy Tielman mungkin tak sempat datang lagi ke Surabaya. Horor gaya dia bermain musik yang diusungnya bersama Tielman Brother melalui dokumenter dari Ekky Imanjaya menghantui malam saya sesaat sebelum saya merapat ke peraduan pulau kapuk. Tapi, alangkah terkejutnya saya bagaimana nasionalisme Andy terhadap Indonesia sangat dalam. Apa yang buat Andy Tielman begitu termotivasi untuk jadi besar?, dan sangat mencintai Negeri ini?. Jika dia tahu bagaimana Surabaya dan Indonesia Sekarang. Seperti “Shake baby Shake!” yang ia nyanyikan sambil berguling ria.

2 komentar

  1. ini dia band jadul favorit gue, tx bang infonya. mantabs! salam dari cirebon. :)

    BalasHapus

Pasang Iklanmu di sini