3 min Reading
3
Comments
![]() |
Happy Peksia Day!. Foto: Radityo Pradipta. |
Sabtu siang dengan mendung di
musim penghujan, kami berkumpul bersama seperti saat 5 tahun silam. Serupa tapi
tak sama, berusaha mengingat kembali saat pertama kali saya dan kalian bertemu
di tambak, kita belajar mengenai burung dan cara membedakannya. Mengenal satu-persatu
burung air dan bagaimana kebiasaannya. Sungguh menyenangkan, lebih lengkap jika
hal itu kita lakukan bersama.
Lima tahun silam, saya dengan
rambut cepak berukuran satu centi dan hampir gundul. Pada waktu itu rambut kami
sering jadi mainan ataupun taruhan, khususnya taruhan bola dan asmara. Potongan
yang mirip napi itu, sering terlihat di angkatan kami dan berbagai kegiatan Peksia.
Sungguh sangat melekat dengan beberapa kejadian-kejadian lucu dan konyol dengan
tatanan rambut macam itu. Itulah kenangan bersama kalian. Saya juga masih bisa
mengingat, dengan rambut satu centi melakukan pengamatan burung di tambak yang
sangat panas di musim kemarau. Saya tak memakai topi atau penutup kepala, “uh benar-benar mirip telur rebus”.
Bosan dengan penampilan napi,
kami berontak dengan memanjangkan rambut secara berjamaah. Waktu itu Peksia
benar-benar telihat seperti bra-mo-co-ra
dari pada pengamat burung. Muka hitam-kecoklatan, dan berambut gondrong
awut-awutan, malah ada rambut salah satu rekan kami yang menyerupai sulur daun.
Sungguh konyol, tapi inilah Peksia.
Kemudian tren berubah, dengan
tetap bermain di area wajah. Sekarang giliran kumis dan jenggot yang kami panjangkan.
Mungkin pada waktu itu burung Dara-laut Kumis (Chlidonias hybridus) lagi banyak-banyaknya di tambak, tanpa kami
sadari tren tersebut juga menjadi isu hangat bagi kami.
Kemudian kami sadar, bahwa kami
dulu khilaf. Sekarang kami berubah menjadi diri kami seutuhnya, dengan gaya dan
jati diri masing-masing anggota Peksia yang heterogen.
Kalau sekarang Timnas kita punya slogan “One
nation of Garuda”. Kami juga sudah memakainya jauh sebelum itu, “One nation Tahu-ne Bu Rum”.
Pencapaian-pencapaian yang Peksia
dapatkan sungguh membagakan bagi kami semua. Kalau boleh sedikit pongah, Peksia
adalah kelompok studi yang terus berupaya untuk keluar dari kotak (Out of The Box). Hal ini yang memicu golongan tua dari Peksia semakin
bersemangat untuk berkarya dan tetap menjaga ikatan Peksia supaya tetap saling
bergandengan tangan. Seperti aliran darah yang Tuhan ciptakan, energi dari
bawah menuju keatas, begitu juga sebaliknya saling menguatkan satu dengan
lainnya.
![]() |
Peksia Day, beberapa tahun silam. |
Sekarang Peksia memasuki angka
tujuh belas tahun. Sweet seventeen.
Ibarat anak muda, kawan-kawan Peksia sekarang lagi banyak-banyaknya.
Petualangan demi petualangan yang Peksia sebelum ini lakukan, dapat diibaratkan
sebagai pemanasan untuk berjalan lepas dari tujuh belas tahun dan menuju
kematangan. Kalau di tujuh belas tahun, Peksia sudah ikut andil dalam berbagai
kegiatan lomba pengamatan burung skala nasional sampai internasional dan sempat
merasakan bagaimana berada di podium memegang prestasi. Kalau di tujuh belas
tahun, Peksia sudah punya andil sebagai pembicara dengan topik burung dan isu lingkungan.
Sekarang kami semua ingin Peksia mempertahankannya. Karena kami tahu
mempertahankan jauh lebih sukar daripada memperebutkan. Karena dengan angka
tujuh belas tahun, Peksia memasuki era-puber.
Kalau anak muda bilang, “isik anget-angete
gawe makaryo”. Berkaryalah, Berprestasilah, dan jangan lupa untuk tetap Bersahaja.
Semangat terus kawan-kawan Peksia!.
3 komentar
lek gak mas e nang sebelahmu, yo onok adike sing nggenteni.. ayak ayak wae.. hahahaha
BalasHapusRa sah ngiriii Dab! :)
Hapussangat menginspirasi! :)
BalasHapus