Happy Peksia Day


Happy Peksia Day!. Foto: Radityo Pradipta.

 
Sabtu siang dengan mendung di musim penghujan, kami berkumpul bersama seperti saat 5 tahun silam. Serupa tapi tak sama, berusaha mengingat kembali saat pertama kali saya dan kalian bertemu di tambak, kita belajar mengenai burung dan cara membedakannya. Mengenal satu-persatu burung air dan bagaimana kebiasaannya. Sungguh menyenangkan, lebih lengkap jika hal itu kita lakukan bersama.

Lima tahun silam, saya dengan rambut cepak berukuran satu centi dan hampir gundul. Pada waktu itu rambut kami sering jadi mainan ataupun taruhan, khususnya taruhan bola dan asmara. Potongan yang mirip napi itu, sering terlihat di angkatan kami dan berbagai kegiatan Peksia. Sungguh sangat melekat dengan beberapa kejadian-kejadian lucu dan konyol dengan tatanan rambut macam itu. Itulah kenangan bersama kalian. Saya juga masih bisa mengingat, dengan rambut satu centi melakukan pengamatan burung di tambak yang sangat panas di musim kemarau. Saya tak memakai topi atau penutup kepala, “uh benar-benar mirip telur rebus”.

Bosan dengan penampilan napi, kami berontak dengan memanjangkan rambut secara berjamaah. Waktu itu Peksia benar-benar telihat seperti bra-mo-co-ra dari pada pengamat burung. Muka hitam-kecoklatan, dan berambut gondrong awut-awutan, malah ada rambut salah satu rekan kami yang menyerupai sulur daun. Sungguh konyol, tapi inilah Peksia.

Kemudian tren berubah, dengan tetap bermain di area wajah. Sekarang giliran kumis dan jenggot yang kami panjangkan. Mungkin pada waktu itu burung Dara-laut Kumis (Chlidonias hybridus) lagi banyak-banyaknya di tambak, tanpa kami sadari tren tersebut juga menjadi isu hangat bagi kami. 

Kemudian kami sadar, bahwa kami dulu khilaf. Sekarang kami berubah menjadi diri kami seutuhnya, dengan gaya dan jati diri masing-masing anggota Peksia yang heterogen. Kalau sekarang Timnas kita punya slogan “One nation of Garuda”. Kami juga sudah memakainya jauh sebelum itu, “One nation Tahu-ne Bu Rum”.
Pencapaian-pencapaian yang Peksia dapatkan sungguh membagakan bagi kami semua. Kalau boleh sedikit pongah, Peksia adalah kelompok studi yang terus berupaya untuk keluar dari kotak (Out of The Box). Hal ini yang memicu golongan tua dari Peksia semakin bersemangat untuk berkarya dan tetap menjaga ikatan Peksia supaya tetap saling bergandengan tangan. Seperti aliran darah yang Tuhan ciptakan, energi dari bawah menuju keatas, begitu juga sebaliknya saling menguatkan satu dengan lainnya. 

Peksia Day, beberapa tahun silam.
 
Sekarang Peksia memasuki angka tujuh belas tahun. Sweet seventeen. Ibarat anak muda, kawan-kawan Peksia sekarang lagi banyak-banyaknya. Petualangan demi petualangan yang Peksia sebelum ini lakukan, dapat diibaratkan sebagai pemanasan untuk berjalan lepas dari tujuh belas tahun dan menuju kematangan. Kalau di tujuh belas tahun, Peksia sudah ikut andil dalam berbagai kegiatan lomba pengamatan burung skala nasional sampai internasional dan sempat merasakan bagaimana berada di podium memegang prestasi. Kalau di tujuh belas tahun, Peksia sudah punya andil sebagai pembicara dengan topik burung dan isu lingkungan. Sekarang kami semua ingin Peksia mempertahankannya. Karena kami tahu mempertahankan jauh lebih sukar daripada memperebutkan. Karena dengan angka tujuh belas tahun, Peksia memasuki era-puber. Kalau anak muda bilang, “isik anget-angete gawe makaryo”. Berkaryalah, Berprestasilah, dan jangan lupa untuk tetap Bersahaja. Semangat terus kawan-kawan Peksia!.

3 komentar

  1. lek gak mas e nang sebelahmu, yo onok adike sing nggenteni.. ayak ayak wae.. hahahaha

    BalasHapus
  2. sangat menginspirasi! :)

    BalasHapus

Pasang Iklanmu di sini