Reading
2
Comments
Upacara Kasodo merupakan upacara
terbesar bagi orang Tengger. Upacara Kasodo terkait dengan legenda tentang asal-usul
masyarakat Tengger. Berdasarkan kisah dalam legenda tersebut, pada akhir abad
ke-15, ketika kekuasaan Majapahit mulai menurun, seorang putri dari Kerajaan
Majapahit, Roro Anteng, bersama suaminya, Joko Seger, menyingkir ke wilayah
sekitar Gunung Bromo dan membangun kerajaan kecil dengan nama Tengger. Nama ini
diambil dari suku kata terakhir dari nama pasangan tersebut “Tengger”. Kerajaan
tersebut berkembang dengan baik. Akan tetapi, pasangan tersebut tidak
dikaruniai keturunan.
artikel
Dalam keputusasaan, Roro Anteng
dan Joko Seger mendaki puncak Gunung Bromo dan berdoa meminta pertolongan kepada
para dewa. Para dewa mengabulkan permohonan mereka dengan syarat, bahwa anak ‘bungsu’
yang dilahirkan harus dikurbankan ke dalam kawah gunung tersebut. Persyaratan
itu disetujui oleh pasangan tersebut. Tidak lama kemudian lahirlah seorang anak
dari pasangan itu. Namun, para dewa bermurah hati sehingga pada tahun-tahun
berikutnya 24 anak lahir dari pasangan tersebut. Akan tetapi, ketika sang ratu
mendengar bahwa anaknya yang ke-25 yang bernama ‘Kesuma’ merupakan anak yang
terakhir dan harus dikurbankan, dia tidak tega memenuhi janjinya itu.
Dalam kemarahannya para dewa
mengancam akan memuntahkan api dan belerang dari dalam gunung. Pada akhirnya,
tidak ada pilihan lain bagi pasangan itu, kecuali melemparkan putranya yang
terakhir ke dalam kawah Gunung Bromo. Segera setelah pengorbanan dilakukan terdengar
suara anak itu yang meminta para masyarakat Tengger dan keturunannya untuk
melakukan upacara setahun sekali di Gunung Bromo. Upacara itu bertujuan untuk
memperingati peristiwa itu dan untuk meredam kemarahan para dewa.
2 komentar
makasih ya,,,,,,,, Selesai Deh PR !!!!!!!!!!!!!!!!!
BalasHapus:)
Sama-sama.. jangan lupa daftar pustakanya. :)
Hapus