3 min Reading
Add Comment
Pernahkah sampeyan mendengarkan
cerita tentang telinga orang yang menyebabkan perang?
Itu memang betul. Ada zaman
ketika satu telinga orang menyebabkan perang internasional. Telinga ini adalah
telinga dari seorang Captain laut Inggris: Jenkins namanya. Dan orang-orang
Spanyol mengira bahwa Captain Jenkins tidak sejujur yang seharusnya.
Sesungguhnya, mereka sangat yakin bahwa ia seorang perompak, maka mereka
menangkap Captain Jenkins dan memotong telingannya.
Jenkins, yang sangat marah,
membawa dirinya dan telinganya kembali ke Inggris dan mengeluh tentang
perlakuan yang sangat kasar ini. Pada waktu itu, orang-orang Inggris
menginginkan perang dengan orang Spanyol, dan mereka dapat menggunakan insiden
ini untuk memulai perang besar bernama “Perang Telinga Jenkins.” Kalau sampeyan
tidak percaya, carilah keterangan dan informasi mengenai kejadian ini memang
benar-benar terjadi. Pernah ada perang antara Inggris dan Spanyol yang
terkenal sebagai “Perang Telinga Jenkins.”
Nah, yang ingin saya tanyakan
kepada sampeyan-sampeyan ialah, apakah akan ada perang tentang telinga hari ini?
Saya ingin tahu berapa hari telinga sampeyan akan menyeret sampeyan ke dalam
perang? Kita semua tahu, telinga yang terlatih merupakan suatu alat yang dapat
memilih. Ia tidak hanya mendengar getaran dari pangkal tenggorokan seseorang,
ia mendengar perasaan, penderitaan, kesedihan, kesukaran, kegembiraan, kasih
sayang dan apapun yang ada di belakang kata-kata. Telinga yang terlatih
menghindari begitu banyak perang yang mungkin dapat ia sebabkan.
Oke, jika sampeyan-sampeyan
keluar ke dunia anda hari ini, tanyakan kepada diri anda – “Sejauh mana telinga
saya terlatih?” Jika seseorang mendekati anda dan di tengah-tengah percakapan
ia mengatakan kepada sampeyan, “Mengapa anda
ikut campur?” Apa yang sampeyan dengar? Apakah sampeyan mendengar
kemarahan, sakit hati, kebencian, dendam? Ataukah sampeyan mendengar seseorang
mengatakan, “Saya sakit hati. Saya tidak
tahu bagaimana menangani masalah ini? Saya tidak mau berbicara tentang hal ini,
mungkin karena saya malu. Bantulah saya untuk mengatasi masalah di dalam diri
saya ini.” Itukah yang anda dengar ataukah anda mendengar, “Jangan ikut
campur,” sebagai suatu pernyataan perang?
Apakah anda lalu jengkel pergi ke
meja anda atau ke dapur anda sendiri? Telah dinyatakan perang, perang yang tak
terucapkan dan keheningan berkecamuk antara teman-teman baik selama waktu yang
lama. Atau bagaimana jika anda keluar hari ini dan seseorang mengatakan kepada
anda, “Mengapa anda tidak pergi dan
tidak mengganngu saya?” apakah anda merasa ditolak? Apakah anda merasa
kebencian ataukah anda dapat merasa pada orang lain itu rasa frustasi yang
mendalam atau kesepian? Apakah anda mendengar di belakang kata-kata itu, “Jangan mengganggu saya,” dan melihat ada
jiwa yang terluka? Apakah telinga anda cukup terlatih untuk tidak berperang
tentang kata-kata “Jangan mengganggu
saya?”
Pernah kah anda mengerti, jika
anda hendak mengabdi kepada Sang Pencipta anda dan sesama manusia dalam arti
yang sebenarnya, anda akan berjalan dalam dunia anda dengan telinga yang
terlatih. Jika anda berbuat demikian, anda akan mendatangkan damai dan ketentraman
kepada dunia di sekeliling anda dan anda tidak pernah akan mengalami “Perang
tentang Telinga Jenkins.”
Mungkin ada baiknya kita
membersihkan telinga terlebih dahulu, sebelum membersihkan hati. Holy Friday!
0 komentar:
Posting Komentar